Dumai – “Tantangan dan tuntutan petugas Pemasyarakatan semakin berat namun yakinlah berkat doa, kerja keras dan kerjasama kita semua, setiap rintangan dapat kita hadapi dan selesaikan dengan baik.”
Kalimat tersebut merupakan kutipan dari arahan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Riau, Mhd. Jahari Sitepu saat melakukan kunjungan kerja di Rumah Tahanan Kelas IIB Dumai. Disambut langsung oleh Kepala Rutan, Bastian Manalu, beserta jajaran, Kakanwil memberikan penguatan kepada seluruh jajaran yang berkumpul pada aula Rutan, Selasa (25/7).
Pada kesempatan ini, Kakanwil kembali menegaskan agar Petugas Pemasyarakatan senantiasa melaksanakan perintah Dirjen Pemasyarakatan Reynhard Silitonga melalui 3 kunci Pemasyarakatan maju dan back to basic. Yakni dengan melakukan deteksi dini, berperan aktif dalam pemberantasan peredaran narkoba, serta senantiasa membangun sinergi dengan aparat penegak hukum lainnya.
Secara khusus, Jahari memberikan pesan kepada Kepala Satuan Kerja untuk menjaga integritas dan loyalitas terhadap seragam yang dikenakan. “Pak karutan, kalau masih ada petugas kita yang menjadi pengkhianat, yang masih melakukan pungutan liar, menyelundupkan barang terlarang seperti handphone apalagi narkoba, maka bersiaplah diberikan hukuman yang tegas dan tidak segan-segan di usulkan pemecatan. Biarlah saya dianggap kejam, daripada mencoreng nama besar Pemasyarakatan dan Kemenkumham, lebih baik pengkhianat yang disingkirkan. Jadi sebelum bertindak, pikirkan lah baik baik terutama anak dan istrimu di rumah!” tegas Kakanwil.
Kakanwil juga menyampaikan bahwa Kanwil Riau telah melaksanakan revitalisasi dan penyematan pin UPP sebagai wujud komitmen dalam pemberantasan pungli. “Tidak zaman lagi pungli pungli itu. Maka pesan saya untuk Kepala Rutan dan Kepala Pengamanan, jalin silaturahmi dan sinergitas dengan seluruh instansi, penegak hukum lainnya dan terutama pemerintah daerah agar pelaksanaan tugas dan fungsi dapat berjalan dengan baik dan optimal,” tambahnya.
Sebagai pesan pamungkas, Kakanwil berpesan agar seluruh pelayanan dilaksanakan secara humanis. “Jangan lupa juga warga binaan diajak berkomunikasi demi meminimalisir terjadinya kerusuhan. Apabila komunikasi dengan warga binaan terjalin dengan baik, maka petugas akan dianggap sebagai sahabat dan merasa di ayomi,” sebut Kakanwil.
