PERAYAAN IMLEK SEBAGAI LANGKAH KEMAJUAN TOLERANSI KEBUDAYAAN

Pekanbaru (LPD) – Perayaan Imlek di Indonesia mengalami pasang surut, awalnya diperbolehkan namun sempat dilarang pada zaman orde baru. Baru di zaman kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid, Imlek diperbolehkan lagi untuk dirayakan dengan adanya Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Perayaan Imlek dianggap menjadi salah satu momen penting dalam menjaga keragaman budaya yang ada di Indonesia. Tak ketinggalan di Lapas Pekanbaru, kegiatan ini dimanfaatkan sebagai ajang unjuk toleransi antar budaya yang memang menjadi jargon lapas menuju lapas budaya dengan menjunjung marwah dan martabat.

Kemeriahan Imlek dipusatkan di aula Lapas Pekanbaru yang dihadiri oleh Bhante (perwakilan Biksu) Wihara Riau, Majelis Budhayana Indonesia (MBI), dan Paguyuban Sosial Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau serta diikuti oleh 38 WBP keturunan Tionghoa. Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru yang diwakili Kepala Seksi Pembinaan Anak Didik, Yusup Gunawan, menyampaikan bahwa lapas selalu mendukung setiap kegiatan kebudayaan, tanpa adanya pilih kasih, karena dengan adanya dukungan ini diharapkan tidak menimbulkan konflik yang dapat mengganggu kerukunan antar WBP. “Atas nama seluruh jajaran Lapas Pekanbaru kami mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek bagi warga Tionghoa yang ada disini. Perayaan hari keagamaan ini merupakan salah satu bagian dari proses pembinaan. Tetaplah bersemangat dan jagalah persaudaraan”, lanjut beliau.

Setelah sambutan tersebut, acara dilanjutkan dengan kegiatan sembahyang dan doa harapan agar di tahun yang baru dapat diberikan kesehatan, keselamatan, dan keberuntungan yang lebih baik. Kegiatan ini dipimpin oleh Bhante Suhamdi (MBI) dan Peng Suyoto (PSMTI) yang kemudian diiringi dengan pembagian souvenir dan angpao kepada WBP yang merayakannya. Tak ketinggalan sebanyak 30 orang anggota Barongsai ikut memeriahkan perayaan Imlek di lapas sekaligus menghibur para WBP agar tetap bersemangat dalam menjalani kehidupan di lapas. Tok Cun Ka, salah satu WBP yang juga tokoh Tionghoa di Lapas Pekanbaru, menghaturkan rasa terima kasihnya kepada Kalapas Pekanbaru dan jajarannya karena telah mendukung setiap kegiatan kebudayaan tanpa adanya pandang bulu dan pilih kasih. Kedepannya beliau mengharapkan konsistensi dukungan lapas dan juga dukungan dari tokoh masyarakat Tionghoa Riau dalam melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal terkhususnya di lapas.

Gong Xi Fa Cai… Nian Nia You Yu...

Semoga Murah Rezeki dan Makmur Setiap Tahun

Jayalah Pemasyarakatan…

Jayalah KEMENKUMHAM !!!

(HUMAS LAPAS KELAS IIA PEKANBARU)

2711B

2711A

2711C


Cetak   E-mail